Rabu, 12 Maret 2014

Menj(el)ajah China Utara, Beijing - Shanghai - Hangzhou (2)

Rencana penj(el)ajahan hari kedua ialah tempat yang kudu harus dikunjungi ketika di Beijing, Great Wall dan National Staduim 'Bird Nest'.

Penj(el)ajahan pagi diawali dengan sarapan menu khas China di restoran kecil sekitar penginapan, ada semacam bubur beras, semacam siomay dan semacam bakpao. Karena menu ditulis dalam tulisan China, cara memesan makan yang efektif ialah dengan menunjuk pesanan/ makanan orang lain. Bagi penjual yang tidak bisa bahasa Inggris, cara menginfokan harga yang efektif ialah dengan menunjuk uang yang harus dibayar. Cukup Mudah.

Sarapan seharga RMB15

Tersesat Menuju Great Wall

Terdapat dua pintu masuk Great Wall yang mudah diakses dari Beijing, yaitu Badaling dan Mutianyu. Badaling lebih dekat jaraknya dari Beijing dengan waktu tempuh yang lebih singkat (1 Jam). Badaling lebih terawat dan lebih banyak toko souvenir serta restoran. Alasan-alasan tersebut yang membuat pilihan jatuh kepada Badaling. Walaupun karena jarak dari Beijing yang lebih dekat, Badaling lebih banyak turis. 

Dari Beijing menuju Badaling ada dua alternatif moda transportasi:
  1. Bus, Bus Nomor 877, 919 dan 880 dari Deshengmen seharga RMB12 atau RMB4,8 jika menggunakan Yikatong
  2. Kereta Api, berangkat dari North Railway Station seharga RMB6.
Seusai sarapan, bergegas menuju le North Railway Station. Berencana naik kereta ke Badaling pukul 09.02. North Railway Station bisa diakses dengan subway Line 2, 4 atau 13 dan turun di Station Xizhimen. Sayangnya ketika sampai stasiun, kereta keberangkatan 09.02 sudah habis, jadwal selanjutnya adalalah 10.57 yang berarti harus menunggu dua jam lagi.

Tidak mau menunggu terlalu lama, kami segera menuju Deshengmen untuk naik bus menuju Great Wall. Stasiun subway terdekat menuju ke Deshengmen ialah Stasiun Jishuitan di line 2, keluar dari Exit A dan berjalan terus kurang lebih 450m sampai menemukan sebuah bangunan besar khas China berwarna abu-abu. Di depan bangunan tersebutlah, bus ke Badaling mangkal. Sepanjang Stasiun Jishuitan sampe Deshengmen Tower terdapat banyak bus yang bertuliskan 919,877 dan 880, termasuk disebuah terminal kecil, abaikan saja.

Bus 877 berhenti lebih dekat dengan pintu masuk Great Wall, sedangkan bus 919 dan 880 berhenti di dekat cable car. Jika berencana mendaki Great Wall dengan cable car, 919 adalah pilihan yang tepat.

Sesampainya di depan Deshengmen tower, terdapat bus 919 yang akan berangkat, sungguh sebuah keberuntungan (sepertinya). Bus masuk toll, meninggalkan pusat kota Beijing. Kurang lebih satu jam perjalanan, masih di toll, Great Wall sudah mulai nampak dikejauhan sisi kanan dengan petunjuk jalan Badaling 3km. Wah! Great Wall sudah dekat.

Tiga kilometer sudah berlalu, Great Wall dikejauhan juga sudah hilang, namun bus belum juga keluar dari jalan toll. Foto Great Wall pun ditunjukkan kepada kondektur untuk mendapat pencerahan. Kondektur berbicara dalam bahasa yang sama sekali tidak dipahami sambil menunjuk arah seberang jalan. Apa maksudnya????

Kebingungan tidak cukup disitu, bus berhenti pada sebuah halte di tengah jalan toll dan kondektur meminta kami turun sambil menunjuk-nunjuk sisi seberang jalan. Apa maksudnya???? Apakah pintu masuk Great Wall ada di seberang jalan??

Beberapa warga yang ditanya (bertanya dengan memperlihatkan foto great wall) pun menjawab dengan bahasa yang tak dipahami sambil menunjuk seberang jalan.

Secercah harapan mumcul ketika seorang Kakek tua dengan bahasa tubuhnya meminta pena untuk menulis sesuatu. Mungkin kakek tua ini bisa Bahasa Inggris, tidak seperti generasi mudanya. Ternyata, kakek ini menuliskan tiga huruf cina pada secarik kertas. Apa artinya????
                                        
Tersesat di Toll

Bermodal secarik kertas dengan tulisan China, ditemani suhu dibawah 5 derajat celcius, berkawan angin yang semakin menusuk kulit, diseberangilah pembatas jalan toll guna menuju sisi seberang jalan.

Oh Tuhan, setelah memperhatikan setiap bus yang lewat dan mencoba memahami petunjuk di halte, terungkaplah sebuah kenyataan pahit. Salah naik bus. Seharusnya naik bus 919, tapi tadi naik bus 919 dengan dua huruf China di belakangnya. Mungkin jika diterjemahkan berarti 919 ekspress atau 919 AC karena bus 919saja tidak masuk jalan toll.
Bus 919saja dan 919 dengan dua huruf china di belakangnya

Tulisan China dalam secarik kertas yang ditulis Kakek tadi ialah nama halte yang harus dituju dengan bus 919saja. Setelah hampir satu setengah jam kebingungan dan kedinginan, Bus 919saja pun tiba, sang sopir juga mengangguk ketika ditunjukkan foto Great Wall.

Bus 919saja berhenti pada sebuah bangunan megah yang tidak terpakai, di sana tersedia shuttle bus gratis menuju Great Wall. Dari pemberhentian shuttle bus, pintu masuk cable car terletak 40 meter ke sebelah kiri. Tiket Cable car senilai RMB80 untuk sekali jalan dan RMB100 untuk pulang pergi, tiket masuk Great Wall seharga RMB50.

Great Wall

Puas berfoto dengan salah satu keajaiban dunia yang selama ini hanya nampak di belakang atlas bersama 6 keajaiban dunia lainnya atau yang hanya terlihat di buku RPUL, tidak lupa membeli medali seharga RMB10 sebagai tanda pernah singgah di kuburan terpanjang di dunia ini (pasti banyak pekerja yang mati saat membangun Great Wall).
I Have Climbed The Great Wall

Kembali ke Beijing dengan menggunakan bus 919saja (lagi) karena jadwal keberangkatan kereta tidak pas dengan jadwal kembali ke Beijing.

Saat turun dari bus di Deshengmen, ada beberapa penjual jajanan yang enak dan murah. Semacam martabak (gak tau namanya) seharga RMB5, telor rebus seharga RMB2, yoguhrt seharga RMB5, dll 

Kedinginan Di Bird Nest


Bird Nest

Satu lagi tempat yang harus dikunjungi di Beijing, stadion pembukaan Olimpiade 2008, Bird Nest. Subway menuju Bird Nest terdapat di Line 8, Olympic Sport Center Station dan keluar di Exit B.

Selain Bird Nest, disini juga bisa melihat water cube dan deretan pencakar langit kota Beijing. Waktu yang pas untuk mengunjungi Bird Nest dan Water Cube adalah malam hari. Bird Nest akan diterangi cahaya dari lampu sorot, sementara water cube akan mengeluarkan cahaya dari gelembung-gelembungnya.

Angin sore saat itu bertiup kencang sehingga menambah dingin suasana akhir winter. Pasti akan lebih dingin jika mengunjungi Bird Nest pada malam hari, walaupun pemandangannya lebih indah.
Water Cube

Di area Bird Nest terdapat banyak tukang foto (seperti pada umumnya obyek wisata), namun sebaiknya berhati-hati. Sempat terlihat adu mulut antara dua wisatawan China yang dikeroyok para tukang foto, sepertinya ada sesuatu yang tidak sesuai kesepakatan awal. Di sini juga terdapat penjual oleh-oleh, khushnya souvenir sisa Olimpiade 2008 yang dijual cukup murah.

Makanan Aneh dan Mahal di Wangfujing Street

Wangfujing ini semacam Orchard road di Singapore atau Nanjing road di Shanghai, berjejer toko-toko barang bermerek. Wangfujing ditutup bagi kendaraan bermotor, hanya ada pejalan kaki dan kereta mini. Seperti halnya Qianmen Street, Wangfujing memiliki sebuah hutong yang menjual aneka makanan dan souvenir.
Wangfujing Street

Akses menuju Wangfujing dengan subway Line 1 turun di Wangfujing Station.

Seperti tertulis di atas, Wangfujing 11:12 dengan Orchard road sehingga kurang menarik, lebih tertarik dengan hutong yang menjual aneka makanan mulai dari serangga, bintang laut, yoguhrt, sate manisan buah, kacang kering dll. Dibandingkan dengan Qianmen Street, jajanan di Wangfujing lebih bervariasi dengan harga yang lebih mahal. Sebagai informasi, mamang-mamang penjual jajanan disini mungkin sudah jadi artis kalau di Indonesia, wajah mereka cukup menjual.

 Bakso


Yoguhrt khas Beijing


 Bintang Laut hiiii.....

Tahu Kuah

Pengeluaran Hari II:
  • Sarapan RMB15
  • Tiket Masuk Great Wall RMB50
  • Cable Car (pp) RMB100
  • Medali Great Wall RMB10
  • Martabak di Dongchemen RMB5
  • Aneka Jajanan di Wangfujing RMB20
  • Total Pengeluaran = RMB200

2 komentar:

  1. mas pas main di badaling brapa lama di sana?

    BalasHapus
  2. Bnyk info yg berguna...bgm dgn alat komunikasi di china ?apa bisa sewa modem utk cari map atau rute perjalanan.

    BalasHapus